Blog khusus penikmat artikel panas cerita sex, cerita dewasa & foto bugil maupun gambar cewek ngentot!

Sex dengan para Tante - Tante


Perkenalkan namaku Vicky usiaku yang sudah 19 tahun pastinya sudah paham akan seks, waktu itu aku bermain kerumah om saya karena disuruh unutk masuk ke kamar tante Nova, Tanpa ada saya sangka saat saya sudah masuk di dalam kamar tante Nova, saya lihat satu album photo di kamar itu, tepatnya ada di atas meja samping ranjang tante Nova. Oh iya tante Nova ini yaitu Istri pertama om saya. Om saya ini memliki 3 istri, Tante Nova, Rahma, serta Alifa. Lantaran saya penasaran, saya-pun mendekat serta mulai buka album photo itu.

Sesudah buka, Wow… nyatanya album itu diisi photo bugil tante-tante saya. Dengan cermat saya mencermati bebrapa photo itu, bebrapa photo telanjang itu saya amati dengan penuh penghayatan serta keinginan. Meskipun istri-istri om saya rata-rata telah ber-usia di kepala 4, tetapi Tante Alifa serta Tante Rahma memiliki bentuk badan yg tidak kalah dengan beberapa ABG.

Sebagai lelaki normal saya-pun jadi terangsang, perasaan lelaki saya-pun menginginkan rasa-rasanya dapat nikmati indahnya badan mereka dengan cara segera. Hingga selanjutnya saya memiliki ada fikiran Mesum serta saya mencari langkah supaya dapat memperdaya mereka dengan meneror bakal menebarkan bebrapa photo bugil mereka. Saat itu saya-pun mulai membuat gagasan, siapa yang bakal saya perdaya.

Sesudah sebagian waktu berpikir saya-pun pilih untuk, memperdaya Tante Tante Alifa serta Tante Rahma. Tante rahma ini berumur 41 th. serta Tante Alifa 42 th.. Singkat narasi saya-pun, mulai menelefon Tante Alifa serta Tante Rahma. Waktu itu saya berkata pada mereka, supaya mereka berdua menemuiku di Home stay punya Om saya, Waktu itu dengan argumen ada hal utama yang bakal saya katakan pada mereka.

Pada besok hari-nya, saya yang tempo hari kembali kerumah, saat ini bersiap-siap untuk pergi ke Home Stay itu. Oh iya waktu itu saya bikin janji pada tante Rahma serta Alifa untuk datang di Home Stay itu jam 09. 00 pagi. Pada saat itu saya segaja datang duluan untuk mengatur keadaan serta memohon penjaga Home Stay itu untuk pulang kampung dengan argumen berikan cuti tahunan pada penjaga itu.

Kurang lebih sesudah 1/2 jam penjaga Home Stay itu pergi, Tante Alifa serta Tante Rahma-pun pada akhirnya hingga ke Home Stay. 5 menit sesudah mereka datang, lantas saya-pun memohon mereka untuk duduk serta berkumpul masuk di ruangan ruang tamu Home Stay itu,

“ Mari tnate-tanteku yang cantik, silakan berkumpul ”, sambut manis saya pada mereka.

“ Ih… anda dapat saja deh Vicky, masak telah usia segini masihlah disebut cantik ”, ucap Tante Rahma.

“ Memang masihlah cantik kog Tante, hhe… telah duduk dahulu Tante ”, jawab saya.

“ Iya deh Vicky, kita duduk. Ngomong-ngomong ada apa sih Vicky anda panggil kita ke sini??? ” bertanya Tante Alifa penasaran.

Tante Alifa yang waktu itu kenakan baju lengan panjang dengan celana jeans ketatnya terlhat cantik serta sexy sekali. Ditengah saya melihat Tante Alifa, tante Rahma-pun ajukan pertanyaan juga,

“ Iya Mik, emangnya ada apa sih, sepertinya ada hal utama banget deh??? ”, Tante Rahma ajukan pertanyaan.

Waktu itu saya tak segera menjawab Tante Rahma. Yang semula saya terpukau lihat Tante Alifa, gini aku-pun makin mengagumi akan lewat cara berbusana Tante Alifa yang waktu itu kenakan baju tanpa ada lengan dengan rok di atas lutut.

Baju itu bikin Tante Rahma yang putih, semok serta ber-payudara besar tampak begitu menggairahkan sekali. Sesudah senang memandangi mereka sayapun menjawab,

“ Saya ingin bertanya sama Tante berdua, ini punya siapa ya??? ”, ucap saya sambil keluarkan satu Saat itu Tante Alifa-pun kemudian melihat bungkusan itu dan mengeluarkan iso bungkusan itu. Setelah melihat lalu Tante Alifa-pun berkata,

“ Apa-apaan Mik, maksud kamu apa menunjukan foto-foto ini kepada kita? Darimana kamu dapatkan foto-foto ini ??? ” tanya Tante Alifa panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

“ Vicky… apa-apaan ini, dari mana barang ini?” tanya Tante Rahma dengan tegang.

“ Hemm… begini Tante Alifa, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Nova saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-tante yang aduhai itu “, jawab saya sembari tersenyum.

“ Baik… kalau gitu serahkan klisenya?” Ucapku saya Tante Rahma.

“ Baik tapi ada syaratnya lho “, jawab saya.

“ Emang apa syaratnya Mik ??? kamu jangan malu-maluin tante kamu sendiri dong, udah kita selesaikan secara baik-baik yah ”, ucap Tante Alifa dengan ketus.

“ Iya Mik, tolong lah Mik, pokok-nhya apa yang kamu minta, bakal tante turutin deh. dengan syarat asal kamu kembalikan Foto-foto kit ”, tambah Tante Rahma memohon.

“ Tenang aja Tante, Vicky nggak minta apa-apa kog, cuma Vicky hanya ingin melihat tante-tanteku ini telanjang didepan mataku ini ”, ucap saya.

“ Jangan kurang ajar kamu! ”, ucapku saya Tante Alifa dan Tante Rahma dengan marah dan menundingnya.

“ Wah… wah… jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-tante sendiri yang ceroboh kan “, jawab saya sembari menggeser dudukku lebih dekat lagi.

“ Bagaimana Tante ? ”, ucapku memastikanya lagi.

“ Hei… jangan kurang ajar, keterlaluan !!! ”, bentak Tante Rahma sembari menepis tanganku.

“ Bangsat… berani sekali, kamu kira siapa kami hah… dasar orang kampung !!!” Tante Alifa menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

“ Hehehe… ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto ini nantinya terpajang di kantor Om ??? bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh !!!” ucap saya lagi.

Kulihat disamping kananku Tante Alifa terdiam sejenak, kurasa dia memikirkan apa yang saya ucapkan tadi. Lalu Tante Alifa berkata,

“ Kenapa harus kami yang harus kamu jadikan sasaran, sedangkan tante Nova nggak kamu apa-apakan ???” tanya Tante Alifa lemas.

“ Tenang aja Tante, nanti juga Tante Nova akan dapat giliran. Bagaimana Tante ? Apa sudah berubah pikiran ??? ”, ucap saya memastikan lagi.

“ Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rahma.

“ Okey, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawab saya.

“ Kamu jangan macam-macam Vicky ”, ucap Tante Alifa.

“ Biarian ajalah Mbak, daripada kita ketahuan “, jawab Tante Rahma.

Sesaat itu juga Tante Rahma dan Tante Alifa sembari berdiri mereka mulai melepas pakaiannya sembari memasang expresi wajah sedikit marah. Setelah beberapa menit, kini kedua Tante saya itu telanjang bulat dihadapanku.

Tante Alifa walau sudah berusia 42 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang.

Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat.Tidak kalah dengan tubuh Tante Rahma yang berusia 41 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

“ Sudah Vicky?” tanya Tante Alifa sembari mulai memakai bajunya kembali.

“ Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat Memek Tante berdua dengan jelas “, jawab saya.

“ Kurang ajar kamu “, ucap Tante Rahma setengah berteriak.

“ Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” ucap saya.

“ Baiklah, Apalagi yang mesti kami lakukan? ”, balas Tante Alifa.

“ Coba Tante berdua duduk di sofa ini “, ucap saya.

“ Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua “, ucap saya ketika mereka mulai duduk.

“ Begini Vicky, Cepat ya “, balas Tante Rahma sembari membuka lebar kedua pahanya.

Hingga tampak Kewarahmaan-nya yang berwarna kemerahan,

“ Tante Alifa juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih “, ucap saya sembari jongkok diantara mereka berdua.

“ Beginikan “, jawab Tante Alifa.

Saat itu Tante Alifa mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan bulu kewarahmaan-nya kesamping hingga tampak Kewarahmaan-nya yang kecoklatan.

“ Vicky pegang sebentar ya?” ucap saya sembari tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Alifa sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rahma
.
Kumainkan jari-jari kedua tanganku di liang senggama Tante Alifa dan Tante Rahma.

“ Sudah belum, Vicky… Ess… “, ucapku saya Tante Alifa sedikit mendesah.

“ EEummmm… uuhh… jangan Vicky, tolong hentikan… Eummmm!” desah Tante Rahma juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

“ Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa ? ”, tanysaya pura-pura sembari terus memainkan kedua tanganku di liang senggama Tante Alifa dan Tante Rahma yang mulai membasah.

“ Eh, ini apa Tante?” tanysaya pura-pura sembari mengelus-selus Clitoris mereka.

“ Ohh… Itu Clitoris namanya Vicky, jangan kamu pegang ya… ”, desah Tante Alifa menahan geli.

“ Iya”, jawab singkat saya.

“ Jangan kamu gituin terus Clitoris Tante dong “, ucap Tante Rahma.

“ Memang kenapa Tante, tadi kata-nya boleh “, ucap saya sembari terus memainkan Clitoris mereka.

“ Ssss… Aghhhh… OUghhhh… geli Mik… Oughhh… Ssss… “, Desah Tante Alifa dan Tante Rahma.

“ Ini liang senggama-nya ya Tante?” tanya saya sembari memainkan tanganku didepan liang senggama mereka yang semakin basah.

“ Boleh dimasukin jari nggak Tante? ”, tanya saya.

Kembali jariku membuka belahan liang senggama mereka dan memasukkan jariku, Zlebbb… bunyi jariku keluar masuk di liang senggama Tante Rahma dan Tante Alifa yang makin mendesah-desah tidak karuan,

“ Jangan Vicky, jangan kamu masukin jari kamu… OUghhhh… “, Desah Tante Rahma.

“ Jangan lho Vicky… Ssss… Aghhhh… ”, desah Tante Alifa sembari tangannya meremasi sofa.

“ Kenapa? Sebentar saja kok, masukin ya “, ucap saya sembari memasukkan jari tengahku ke liang senggama mereka masing-masing.

“ Aghhhh… Vicky… “, desah Tante Alifa dan Tante Rahma bersama-sama merasakan jari Vicky menelusur masuk ke liang senggama mereka.

“ Ssss… Aghhhh… Eummmm… !!” Tante Alifa dan Tante Rahma mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki liang senggama dan memainkan Clitoris mereka.

“ Bagaimana Tante Alifa “, tanysaya mulai memainkan jariku keluar masuk di liang senggama mereka.

“ Saya cium ya Tante yahh ? ”, tanysaya kepada Tante Alifa sembari mulai memainkan lidahku pada Kewarahmaan-nya.

“ Sebentar ya Tante Rahma “, ucap saya.

“ Jangan… Ssss… Aghhhh… Vicky… ena… Desah Tante Alifa sembari tangannya meremasi rambutku menahan geli.

“ Gimana Tante rasanya, enak nggak… ??? “, tanya saya kepada Tante Alifa.

“ Ssss… Aghhhh… Vicky… Geli Mik… Oughhhh… ”, Desahnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sembari tangannya meremasi kedua payudaranya sendiri.

“ Agh… Ughhhh… Ssss… Teruss… Mik… Aghhhh… ”, desah Tante Alifa seperti tidak kuat lagi menahan nafsunya.

Sementara Tante Rahma memainkan Kewarahmaan-nya sendiri dengan jari tanganku yang dia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Alifa mendesah ketika mendekati klimaks-nya dan,

“ Ouhhhh… Sssss… Tante udah nggak kuat lagi Vicky… Ughhhh… “, Desah Tante Alifa merasakan lidahku keluar masuk diliang senggama-nya.

“ Oughhhh… Mik, Tante Alifa keluar Vicky… Aghhhh… “, desah lemas Tante Alifa dengan kedua kakinya menjepit kepalsaya di selangkangannya.

Tahu Tante Alifa sudah keluar saya bangkit lalu pindah ke liang senggama Tante Rahma dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Alifa Tante Rahma juga meracau tidak karuan ketika lidahku menggila pada liang senggama-nya.

“ Aghhhh… Ssss… Mik… nikmat sekali… Oughhh… “, Desah Tante Rahma klimaks-nya menekan kepalsaya ke selangkangannya.

Tante Rahma di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang senggama Tante Rahma, ku sedot-sedot Clitoris liang senggama Tante Rahma yang ssudah basah itu,

“ Teruss… Vickyo… Tante… mau keluar… Oughhhh… ”, Desah Tante Rahma merasakan klimaks pertamanya. Vicky lalu duduk diantara Tante Alifa dan Tante Rahma.

“ Gantian dong Tante, punysaya sudah tegang nih “, menunjukkan sarung yang saya pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Alifa dan Tante Rahma.

Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku,

“ Kamu nakal Vicky, ngerjain kami “, ucapku saya Tante Alifa sembari tangannya membuka sarungku hingga tampak kejantanan saya yang mengacung tegang keatas.

“ Iya… awas kamu Vicky… Tante hisap punya kamu nanti… “, balas Tante Rahma sembari memasukkan kejantanan saya pada mulutnya.

“ Ssss… Aghhhh… Tante… terus… “, Desah Vicky sembari menekan kepala Tante Rahma yang naik turun di kejantanannya.

Tante Alifa terus menjilati kejantanan saya gantian dengan Tante Rahma yang lidahnya dengan liar menjilati kejantanan saya, dan sesekali memasukkannya kedalam mulutnya serta menghisap kuat-kuat kejantanan saya didalam mulutnya.

“ Sruppp… Sruppp… Sruppp… ”, demikian suara ketika dia mengkulum Penis saya.

“ Ughhhh… udah… Mik, Tante udah nggak kuat lagi… Ssss… Aghhhh… “, Desah Tante Rahma sembari mengangkat kepalsaya dari Kewarahmaan-nya.

“ Tunggu dulu ya Tante Alifa, biar saya dengan Tante Rahma dulu “, ucap saya sembari menarik kepala Tante Alifa yang sedang memasukkan kejantanan saya kemulutnya.

“ Tante Rahma sudah nggak tahan nih “, ucap saya sembari membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rahma dan berlutut diantaranya.

“ Ayo Vicky, cepetan masukin… Sssss… “, desah Tante Rahma sembari tangannya mengarahkan kejantanan saya pada Kewarahmaan-nya.

“ Ughhhh… Ssss… Aghhhh… ”, Desah Tante Rahma panjang merasakan kejantanan saya meluncur mulus sampai mencapai rahimnya.

Tante Rahma mengerang setiap kali saya menyodokkan kejantanannya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati permainan Sex ini, saya tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tante saya sendiri. Lalu saya meminta Tante Rahma untuk menjilati liang senggama Tante Alifa yang saat itu sedang jongkok diatas bibir Tante Nit,

“ Ughhhh… Aghhhh… Geli sekali Nit… Sssss… Aghhhh… ”, desah Tante Alifa setiap kali lidah Tante Rahma memasuki Kewarahmaan-nya.

Sementara saya sembari menyetubuhi Tante Rahma tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Alifa. Tiba-tiba Tante Rahma mengangkat pinggulnya sembari mengerang panjang keluar dari mulutnya. “ Ahhss… Vicky Tante keluar… ” “ Sudah keluar ya Tante Rahma, sekarang gilran Tante Alifa ya “, ucap saya sembari menarik Tante Alifa untuk naik kepangkuanku.

Tante Alifa hanya pasrah saja menerima perlsayaannya. Kuarahkan kejantanan saya ke liang senggama Tante Alifa, Lalu Aghhhh… desah Tante Alifa merasakan liang senggama-nya dimasuki kejantanan saya sembari pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Alifa sembari ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

“ Teruss… Tante, Memek (Vagina) Tante enak… ”, Desahku sembari terus dalam mulutku menghisap-hisap puting payudara-nya.

“ Kontol kamu juga perkasa sekali Ssss… Aghhhh… ” Desah Tante Alifa sembari melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga kejantanan saya terasa seperti dipijat-pijat.

“ Sebentar Tante, coba Tante balik badan “, ucapku sembari meminta Tante Alifa untuk menungging.

Kusetubuhi Tante Alifa dari belakang, sembari tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kusayai sungguh hebat warahma seumur Tante Alifa mempunyai liang senggama lebih enak dari Tante Rahma yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam saya menggarap Tante Alifa, yang makin sering mendesah tidak karuan merasakan kejantanan saya menusuk-nusuk Kewarahmaan-nya.

Tak lupa saat itu tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan kejantanan saya di Kewarahmaan-nya,

“ Ssss… Aghhhh… Vicky, Tante mau keluar… ” Desah Tante Alifa.

“ Sabarr… Tante, sama-sama

” ucap saya sembari terus memainkan pinggulku maju-mundur. “ Aghhhh ss… Tante Alifa keluar… “, melenguh panjang.

“ Saya belum, Tante “, ucap saya kecewa.

“ Pake susu Tante aja ya “, jawab Tante Alifa jongkok didepanku sembari menjepitkan kejantanan saya yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

“ Sssss… Terus Tante … Oughhh… enak… Ssss… Aghhhh… “, Desahku.

Melihat hal itu Tante Rahma bangun sembari membuka mulutnya dan memasukkan kejantanan saya ke mulutnya sembari dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan kejantanan saya, pada akhirnya,

“ Crotttt… Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

Lega sekali rasanya, pada akhirnya kejantana saya-pun, mennyemburkan air mani-nya dengan derasnya. Sampai-sampai air mani saya pada saat itu, membasahi wajah dan payudara Tante Alifa dan Tante Rahma. Lalu saya berkata,

“ Para tante-tante tersayangku, terima kasih banyak yah atas service sex-nya…hhe… ”, ucap saya sembari meremas payudara mereka masing-masing dan beranjak pergi ke toilet untuk membersihkan diri.

Singkat cerita sejak saat itu, saya-pun sering melakukan hubungan sexs dengan Tante Rahma dan Tante Alifa. Saya sering meminta mereka untuk melayani saya ketika saya sedang mempunyai birahi yang tinggi.

Karena memang berhungan sexs itu nikmat sekali, sampai-sampai aku melupakan bahwa mereka adalah istri dari Om saya. Sungguh benar-benar sebuah candu yang sangat luar biasa. Selesai.bungkusan yang di dalamnya diisi setumpuk photo.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top