Blog khusus penikmat artikel panas cerita sex, cerita dewasa & foto bugil maupun gambar cewek ngentot!

Bursa Cerita Sex: Gegara Sange, Perkosaan Berujung Ketagihan

Bursa Cerita Sex: Gegara Sange, Perkosaan Berujung Ketagihan
Bursa Cerita Sex: Gegara Sange, Perkosaan Berujung Ketagihan

Hai para pembaca bursaceritasex.blogspot.com perkenalkan namaku Momo aku wanita umur 28 tahun kata orang tubuhku proposional dari tinggiku 169 cm dan berat badanku 56 kg ukuran payudaraku 36B didukung dengan wajah cantikku berkulit putih, memang aku dulu sering jadi SPG dalam acara pameran mobil jadi bisa dibayangkan secara singkat tentang diskripsiku.

Aku sudah mempunyai suami namanya Amat umurnya lebih tua dari aku 2 tahun, sementara ditahun ini kami memang sepakat untuk menunda momongan dulu, kalau masalah seks kehidupan kami baik baik saja, Suamiku bisa dibilang Hypersex malah bisa jadi dalam sehari minta jatah 3 kali.


Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Amat bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Amat harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Amat mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Obi dari luar kota. Pertama diperkenalkan Obi langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih.

Obi cukup tampan,gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Amat memutuskan agar Obi tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Obi tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Amat datang bisa langsung bercinta.

Pernah suatu saat ketika pagi hari kami, aku dan Amat bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Amat dari depan, tiba-tiba Obi muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Amat yang membelakangi Obi dan aku juga tidak tega menghentikan Amat. Akhirnya ku biarkan Obi melihat kami bercinta tanpa Amat sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Obi melihat tubuh telanjangku ketika Amat melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.

Setelah kejadian itu Obi lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Amat benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Amat bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Amat. Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH.

Bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Obi pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Amat sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternyata Obi mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untuk melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Amat orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan.

Dan Obi mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Amat dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Amat berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Obi .“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Obi “Ah bisa aja kamu Obi”,balasku tersipu.

Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Obi meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku. “Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.


Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Obi meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Obi telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Obi yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.
“Obi apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Obi..lepas..!”,rontaku tapi Obi tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.

Obi terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Obi mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku. “Obi..hentikan Obi aku mohon..tolong Obi..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Obi terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Ketika Obi sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Amat memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Obi terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Amat yang tidak melihat kami dan meninggalkan Obi dengan G-string hitamku.

Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa. Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Amat mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Obi. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Obi, diperjalanan dia hanya mengatakan “Maaf Momo..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apapun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

Tanpa sadar ternyata Obi telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,
“Momo aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Obi telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku dihadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.
Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Obi..lepaskan aku Obi..ingat kau teman suamiku Obi..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Obi terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam. “Ahhhh?Obi..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak.

Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Obi mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Obi di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh detik kemudian Obi terkulai di atasku.

“Maaf Momo aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hingga tertidur Aku tak tahu jam berapa Amat pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang Amat dan Obi berpamitan untuk berangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Obi ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Amat sangat mempercayainya maka dia izinkan Obi pulang sendiri.

Obi masuk dengan kunci milik Amat dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renang dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,
“Obi..kenapa kau ada di sini?” tanyaku, “Tenang Momo suamimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas saja semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Aku buru-buru berenang menjauh tetapi tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pinggiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Obi di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Obi ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapi seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah menyeruak menggantikan lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Amat. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.

Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.
Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikmati perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembali tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Momo..ahh” bisiknya ditelingaku.

Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara erangannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Obi lah yang berteriak panjang,
“Kau hebat Momo..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.

Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar. Setelah Amat pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Amat dapat memberikan kepuasan padaku.


Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Amat yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap dia berbalik dan menyerangku. Ternyata yang kudapatkan adalah bentakannya “Momo..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Aku yakin Obi juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan Amat di depan komputer dan lampu di kamar Obi. Tampak samar-samar Obi keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku. Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Obi mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang seakan memanggilku.

Aku malu sekali mengagumi dan mengharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Obi, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Obi dan langsung mengunci pintu dari dalam. Obi sangat terkejut “Momo..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Amat ada di kamar seberang.

Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benangpun di hadapannya, Obi hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Obi tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.
Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Obi yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.


Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Obi yang sudah terbaring,dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, teringat akan Amat yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasakan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Obi masuk ke dalam vaginaku “Ahh..sssfff..ahhh!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku. Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Obi dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yang keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Obi duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.


Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Amat mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Obi dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara. Kudekap serta Obi seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Obi merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

Selesai aku orgasme sekitar 30 detik, Obi membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Obi mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya dengan mesra, lidah kami saling berpagutan dan Obi merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.

Dan Obi langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan di tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Obi. Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Obi dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Obi dengan menaik turunkan pantatku.

Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Obi diketuk Amat, “Obi..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Amat.
Langsung saja Obi melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Obi dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Amat masuk, Amat sempat terkejut melihat Obi telanjang, ”Sedang apa kamu Obi” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.Obi hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”.

Dasar Amat dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.
Setelah Amat keluar, Obi kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Momo buka pintunya..sudah aman”.

Begitu aku buka pintunya Obi langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku. “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Obi melahap buah dadaku dan putingku. Sepuluh menit berlalu dan goyang Obi semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama. “Obi lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku.

“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.
“Obiii..,” desahku tertahan. “Ahhh Momo..kau hebat..” demikian katanya. Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. “Terima kasih Obi..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Amat tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Obi di sekujur buah dadaku.

Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Amat tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Amat berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Obi. Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renang, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Obi. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Obi sedang menatap kami dari kamarnya.

Dan saat Amat sedang asyik berenang kulihat Obi memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam. ”Mat aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Amat, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Amat memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Obi. Di sana Obi sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.

“Gila kamu Obi..bisa ketahuan Amat lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku
“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Obi sambil mencium leher belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Obi menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Obi, Amat bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Amat yang benar-benar sangat menikamti renangnya.

Di kamar Obi pun aku sangat menikmati sentuhan Obi. “Momo kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. “AHH..Obi..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Amat tidak akan mendengarnya. Langsung saja Obi memaju mundurkan penisnya di vaginaku. ”Ahh.. Obi lebih kencang..fuck me Obi..puaskan aku Obi..penismu sungguh luar biasa..Obi aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Amat. Obi mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini, ”Momoa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Amat melihat sejenak ke kamar Obi maka dia akan sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.

Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan “Teruuus Obi lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Obizz”, teriakku. “Aaakuu juga Momo aaaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Amat yang tidak menyadari kejadian itu.


Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Obi. Pernah suatu saat ketika akhirnya Amat mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.

Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelewat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Obi sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, “Obi kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Obi kudapatkan gairah terpendamku selama ini.Akhirnya ketika proyek kantor Amat selesai Obi harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Obi menyempatkan bercinta kembali.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top