Blog khusus penikmat artikel panas cerita sex, cerita dewasa & foto bugil maupun gambar cewek ngentot!

Bursa Cerita Sex: Marko Dan Tante Nguyen

Bursa Cerita Sex: Marko Dan Tante Nguyen
Bursa Cerita Sex: Marko Dan Tante Nguyen

Namaku Marko, umurku 19 tahun, aku bekerja di luar negeri, daerah perbatasan Vietnam-Kamboja. Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama Tante Nguyen. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku.



Kebetulan dia orang Vietnam tapi sudah lancar berbahasa Indonesia dan merupakan istri simpanan salah seorang Bos dari Indonesia yang kaya raya tapi sudah tua. Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih. Tante Nguyen ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya lumayan besar bulat seperti melon dengan ukuran 36b.



Sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing mulus seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar kurang lebih 28 tahun tapi kulitnya mulus dan putih bersih.



Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di kostan kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Nguyen yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda.



Dari cerita Tante Nguyen bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Nguyen semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku.



Terbukti dia sering memancing-mancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Nguyen lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg-degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu.



Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku.



Sampai pada hari itu tepatnya hari minggu malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil.



Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Nguyen masuk menyelonong saja tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Nguyen sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.



“Hayyoo lagi ngapain kamu Marko?”

“Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya.



Tapi Tante Nguyen sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.

“Ada apa sih Tante?” tanyaku.

“Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan.”

“Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku.

“Tapi jangan lama-lama yah”, kata Tante Nguyen lagi.



Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Nguyen nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuurr. Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan.



Malah malam itu Tante Nguyen memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan. Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa.



Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Nguyen langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.



“Lagi ngapain sih Marko?”

“Ah nggak Tante..”



Sementara itu Tante Nguyen mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.



“Kamu terangsang yah Marr, lihat film ini?”

“Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri.



Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Nguyen pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.



“Menurut kamu Tante seksi nggak Marko?” tanyanya.

“Wah seksi sekali Tante”, kataku.

“Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar.

“Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih.” kataku.

“Ah masa sih?” tanyanya.

“Iya bener Tante, sumpah..” kataku.



Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Nguyen terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku,



“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”

“Mmaauu Tante..” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Nguyen.

“Wahh barang kamu gede juga ya Marko..” katanya.

“Ah Tante bisa aja deh.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku.

“Ah nakal kamu yah Marko”, jawab Tante Nguyen sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.

“Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh”, kataku.

“Ah yang bener nih?” tanyanya.

“Iya Tante.. ehh, eehh saya boleh pegang itu Tante nggak?” kataku.

“Pegang apa?” tanyanya.

“Pegang itu tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante Nguyen.

“Ah boleh aja kalo kamu mau.”



Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.



“Ahh.. arghh enak Mar…ko.. kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.

“Loh kok dilepas sih Marrrkko?”

“Ah, takut Tante marah”, kataku.

“Ooohh nggak sayang.. kemari deh.”



Tanganku digenggam Tante Nguyen, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas buah dadanya.



“Aaarrhh.. sshh”, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Nguyen.



Sungguh diluar dugaanku, Tante Nguyen menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu.



“Ahh kamu memang hebat Marko.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahh.. arhh.”

“Tante, saya boleh buka baju Tante nggak?” tanyaku.

“Oohh silakan sayang”,



Lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu.



“Aahh.. arghh..” lagi-lagi Tante mengerang-erang keenakan.

“Teruss.. teruss sayang.. ahh enak sekali..” lama aku menjilati buah dada Tante Nguyen,



Hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Nguyen sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti.



“Aahh buka saja sayang.. jangan malu-malu.. ahh..” nafas Tante Nguyen terengah-engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya.



Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Nguyen sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut.
Lalu dengan pelan-pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu.



“Aahrrh.. sshh.. enak Maaarrr…..kkkkooooo.. enak sekali”, jeritnya.



Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja. Tante Nguyen semakin kelabakan, dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri.



“Aahh.. sshh come on baby.. give me more, give me more.. ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah.



Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, “Oohh aahh.. Tante sudah keluar sayang.. ahh”, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis.



Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa.



“Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh..”



Sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Nguyen. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh Tante Nguyen dan aku pun masih memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu.



“Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran Tante sayang.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini.



Tangan Tante Nguyen segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Nguyen.



Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Nguyen karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias montok.



“Aahh.. shh,”,



Rupanya Tante Nguyen mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga Tante Nguyen menjadi semakin blingsatan.



“Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah Marko?”

“Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang..”

“Aahh kamu emang pandai muji orang Marko..”



Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Nguyen mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Nguyen jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku.



“Wahh batang kemaluanmu besar sekali Marko.. nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang Arab”, Tante Nguyen memuji-muji batang kemaluanku.



Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Nguyen malam itu.



Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.
Aku pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Nguyen bergelinjang menahan kenikmatan.



Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Nguyen kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.



“Ahh Marko ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.”

“Iiiya Tante”, kataku.



Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan Tante Nguyen tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Nguyen sehingga Tante Nguyen lagi-lagi menjerit keenakan,



“Aahh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya..” lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.



Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Nguyen ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu.



“Aahh.. shh.. aoh.. oohh pelan-pelan sayang.. terus-terus.. ahh”,



Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Nguyen sehingga Tante Nguyen merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Nguyen juga ikut-ikutan bergoyang-goyang.



“Aahh argghh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Nguyen menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam.

“Uuaahh..” sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Nguyen dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya.



Sementara itu tangan Tante Nguyen mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.



“Ooohh shh sayang.. enak sekali oohh yess.. oohh good.. ooh yes..” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini,

“Aahh.. cepat sayang Tante mau keluar ahh”,



Tubuh Tante Nguyen kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojok-rojok lubang kemaluan Tante Nguyen.



“Aahh.. shhss.. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.

“Wahh kamu memang bener-bener hebat Marko.. Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar.”

“Iiya Tante.. bentar lagi juga Marko keluar nih..” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan



Tante Nguyen yang sempit dan berdenyut-denyut itu.



“Ahh enak sekali Tante.. ahh..”

“Terusin sayang.. terus.. ahh.. shh”, erangan Tante Nguyen membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya.

“Aauwh pelan-pelan sayang ahh.. yes.. ahh good.”

“Aduh Tante, bentar lagi keluar nih..” kataku.

“Aahh Marko sayang.. keluarin di dalam aja yah sayang.. ahh.. Tante mau ngerasin.. ahh.. shh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang..”

“Iiiyyaa.. Tante..” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya.

“Aahh.. ohh ahh.. sshh.. Tante Marko mau keluar nih.. ahh”, lalu aku memeluk Tante Nguyen sambil meremas-meremas buah dadanya.



Sementara itu, Tante Nguyen memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya.



“Ah Tante juga mau keluar lagi ahh.. shh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat.

“Seerr.. serr.. crot.. crot..”

“Aahh enak sekali Tante.. ahh harder.. harder.. ahh Tante..”



Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Nguyen untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Nguyen membelai-belai rambutku.



“Ah kamu ternyata seorang jagoan Marko..” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.



Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Nguyen. Setelah kejadian ini kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno yang banyak beredar di sana.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top