Blog khusus penikmat artikel panas cerita sex, cerita dewasa & foto bugil maupun gambar cewek ngentot!

Bursa Cerita Sex: ABG Onani

Bursa Cerita Sex: ABG Onani
Bursa Cerita Sex: ABG Onani

Saya, suami dan anak-anak tinggal di apartemen (kalau di Indonesia sih disebutnya mesti condominium). Apartemen kami tidak jauh dari sekolah anak-anak, cukup jalan kaki saja. Saya 45 tahun, suami 5 tahun lebih tua dari saya.



Anak-anak kami sudah ada yang sekolah di SMA. Anak saya yang SMA itu namanya Billy. Teman-teman Billy sering main dan menginap di apartemen kami. Kadang-kadang numpang tidur siang juga. Biasa lah anak-anak.



Ada satu temannya yang paling rapat dengan anak saya, namanya Richard. Mereka sekelas dan dari SMP kelas 1 memang sudah berteman. Richard ini sangat sopan kepada saya, dia selalu panggil saya Tante. Saya juga kenal baik ibu Richard yang rumahnya satu condo dengan saya.



Walau Billy sedang keluar, Richard masih tetap suka juga datang dan ikut nonton TV, atau malah numpang istirahat di kamar Billy. Walau Richard sangat sopan, tetapi saya juga maklum,bahwa di usia yang abg ini, dia mesti sedang mekar-mekarnya dan mencari tau mengenai lawan jenis.



Saya kadang-kadang bercanda juga sama dia mengenai soal punya pacar, tetapi dia cuma nyengir dan senyum malu. Katanya kalau anak-anak perempuan SMA sih payah, tidak menarik. Kalau udah gitu kita jadi saling bergurau, walau tetap sopan.



Di rumah saya biasa pakai daster panjang yang sampai di bawah lutut. Sopan deh pokoknya. Yang saya tak menyadari adalah Richard memiliki perasaan tertarik ke saya. Mungkin karena kita sering ngobrol di apartemen, ada Billy atau tidak ada Billy, Richard dan saya tetap saja masih juga ngobrol.


Entah ya, mungkin dia pikir tingkah laku dan cara saya ngomong elegan gitu (maklum kan ibu-ibu mesti elegan). Dia sangat memperhatikan saya. Saya sih senang saja diperhatikan. Walau saya awalnya tidak curiga bahwa perhatian Richard itu ada makna yang lain.



Tetapi lama-lama saya rasa dia sering memperhatikan gerak gerik saya dari ekor matanya, dan kalau saya pandang balik, dia pura-pura melihat ke arah lain. Apa dia mulai memperhatikan tubuh saya?
Walau saya sangat terhormat di lingkungan kami, dan di antara ibu-ibu.



Tiada orang yang tahu bahwa saya sangat suka browse internet dan terutama membaca cerita-cerita yang erotik dari bursaceritasex.blogspot.com (BCS). Jadi kalau untuk member-member BCS sih mesti udah maklum tak kebayang deh bagaimana imajinasi dan lamunan saya akibat didikan dari BCS. Di BCS, yang saya suka itu baca cerita seru dan kadang-kadang juga nonton video video bokep jepang.



Balik pada cerita saya, saya pun mulai juga mikirin si Richard ini, dan menebak-nebak apa yang ada di dalam pikiran dia. Nah, episode yang berikut ini menyadarkan saya apa yang tengah terjadi.
Suatu hari Richard main ke rumah dan biasa ngobrol dengan Billy dan saya di ruang tamu. Saya kebetulan minta Billy pergi untuk beli sesuatu keluar.



Walau diajak, Richard menolak untuk ikut dengan alasan males badan lagi capek. Jadi sambil beresin rumah, saya ngobrol dan bergurau dengan dia. Lagi-lagi terasa betapa intensnya cara dia ngomong ke saya dan juga cara dia memandang.



Sekitar pukul 5 sore, sesuai dengan kebiasaan harian, setelah beres-beres saya mandi. Kebetulan saja saya mandi di kamar mandi dekat dapur, bukan di ruang tidur utama (istilahnya master bedroom). Tiba-tiba selintas saya melihat kelebat bayangan di celah pintu kamar mandi yang retak kecil pada sambungan papan di pintu bagian bawah.



Rasanya ada yang mengintip. Kalau ada yang ngintip mungkin bisa keliatan kaki saya bagian bawah sampai lutut dan paha bagian bawah saya. Tapi siapa? Bukankah di rumah hanya ada Richard, lagi pula dia kan pemuda yang sopan.



Ah, mungkin hanya kebetulan. Saya balik lagi meneruskan mandi. Saya bersihkan seluruh tubuh. Tiba-tiba saya melihat lagi bayangan tadi. Ah, ini pasti Richard. Tetapi hendak apa dia? Apakah dia sedemikian ngebetnya ingin buang air hingga menantiku dengan tidak sabarnya?



Tiba-tiba bayangan cerita-cerita di BCS menerpa, ah apakah memang dia tertarik pada saya dan menyimpan nafsu tersendiri? Apa ini bukan pertama dia mengintip saya sedang mandi. Atau jangan-jangan dia mengintip saya juga di kamar, atau tempat lain?



Selesai mandi saya lihat Richard sedang duduk membaca majalah. Saya ke kamar, bukan untuk ganti baju, tetapi hanya menyisir di depan cermin saja. Lagi-lagi saya merasa diperhatikan dari balik pintu yang memang tidak saya tutup.



Gerakan Richard di balik pintu tampak dari cermin saya. Saat saya keluar kamar ternyata Richard di sofa dan saya yakin dia hanya pura-pura saja baca majalah. Tiba-tiba saya teringat ada janji mau ketemu tetangga di condo, ada titipan dari kawan yang mesti saya ambil.



Saya beri tahu Richard, saya akan ke tempat ibu Susi, dan balik kira-kira sejam, jadi tolong titip rumah. Sampai di apartemen bu Susi, ternyata terkunci karena sedang ke luar. Wah bisa-bisanya janjian tapi ditinggal pergi begini. Terpaksa saya balik lagi ke rumah, yang semula maunya balik sesudah 1 jam, ini baru 15 menit sudah sampai rumah lagi.



Walau pintu dikunci, saya tau Richard ada di dalam. Billy pastilah belum sampai rumah lagi. Saya buka dengan kunci saya sendiri pelan-pelan, dan masuk ke dalam. Karena di ruang tamu tidak ada orang, saya yakin Richard mesti di kamar Billy anak saya, mungkin main computer seperti kebiasaan mereka.



Di luar pintu kamar, saya mendengar suara menderit-derit krek, krek, krek, berulang-ulang. Saya jadi ingin tahu, saya buka perlahan pintu kamar Billy. Kamar-kamar di tempat saya memang tidak berkunci, kecuali pintu masuk dan pintu master bedroom.



Pintu terbuka sedikit dan saya bisa melihat ke dalam dari celah sempit itu. Dan di dalam Richard sedang duduk di bangku computer. Celana panjangnya telah turun dan teronggok di lantai dibawah bangku. Celana dalamnya tak tampak lagi. Posisi Richard menyamping dari saya tapi karena jaraknya yang sangat dekat ke pintu, saya dapat melihat semua dengan jelas.



Sekarang ini mata Richard tertutup rapat dan bernafas berat, dengan kaki membuka, dan tangannya mencengkeram erat batang anunya yang sedang tegak berdiri. Suara krik krik krik bangku terdengar karena irama tangannya yang mengocok batang keras itu berirama.



Selain dari gambar es lilin di internet, selain milik suami, saya tidak melihat lagi lelaki telanjang secara langsung. Dan tiba-tiba sekarang saya melihat pemuda abg yang sedang terangsang berat. Batang tegang Richard yang tengah dia remas keras-keras itu tampak panjang, kira-kira 12-13 cm berukuran langsing, dan tampak agak melengkung sedikit.



Kulit batangnya tampak kemerahan karena Richard memang putih kulitnya. Kedua kulit kantung telurnya tampak bersih tidak berambut. Ada sedikit rambut halus dan jarang di daerah pubicnya. Saya bisa melihat kepala batangnya berlumuran dengan air mani bening, dan tampak merah keras berkilat.



Dari tempat saya mengintip, saya bisa melihat sedikit pada layar computer dan melihat gambar seorang perempuan bule yang sudah dewasa (ibu-ibu) sedang melakukan oral sex mengisap penis pemuda bule. Batang pemuda bule itu sudah tampak tidak tegang lagi dan diisap seperti lollipop.



Muka wanita bule itu berlumuran mani si pemuda. Saya heran, kenapa Richard onani dengan melihat perempuan dewasa dan bukannya perempuan muda. Tiba-tiba terbukalah pikiran saya. Selama ini Richard tak menyukai anak perempuan SMA karena dia lebih mengagumi perempuan dewasa.



Dan itu sebabnya dia sangat memperhatikan saya. Terdengar oleh saya, Richard menggumam sambil terus meremas dan mengocok batangnya. Walau tidak jelas yang dibisikkan, tapi sepertinya dia menggumam,



“Auh tante, jilat terus, remes dan jilat. Isep sampai Richard keluar mani tante”.



Saya kurang pasti, apa yang dikatakan, karena memmang nggak jelas. Saya lihat pinggulnya mulai naik turun di atas bangku yang diduduki. Sebagai wanita dewasa yang sudah berpengalaman, saya tahu dia mesti sudah hamper-hampir memancurkan air maninya.



Saya rasa sedikit tak enak hati mengintip macam ini, tapi saya tidak sanggup untuk mengalihkan pandangan mata saya dari batangnya yang merah dan basah ujungnya karena remasan-remasan yang kencang itu.



Saya merasa daerah kemaluan di antara kedua paha saya mengecup-kecup dan kegatalan muncul di daerah itu. Saya yakin, kebasahan mulai terjadi di sana. Sama dengan efek yang terjadi masa saya membaca cerita di BCS.



Richard mulai terdengar mengerang keras. Dia onani dan berfantasi dengan bebas tak menyangka kalau saya sudah balik ke rumah dan menyaksikan pemandangan yang indah ini.
Erangannya terdengar jelas,



“Ya ya tante, isep air maninya, isep kepala kontolku tante, isep airnya ….. ahhhh…”.



Sambil mengerang demikian, tiba-tiba dia muncrat dan memancar aliran ke atas. Pancrutan itu naik ke atas dan akhirnya jatuh lagi memancur ke bawah mengenai seluruh bagian perut dan daerah kemaluannya. Saya tidak pernah melihat pancrutan air mani yang demikian kencang.



Tapi memang ini pertama kali saya melihat onani ABG yang sedang mengeluarkan air maninya. Saat itu saya sudah panas dingin, kepala saya terasa mengambang. Meki saya terasa berdenyut dengan kegatalan yang melanda.



Saya juga merasa bagian dalam lubang kenikmatan saya mulai mengembun dan menerbitkan kebasahan yang sangat. Tetapi pemandangan yang saya saksikan tak membuat saya beranjak pergi. Luar biasa sekali, walau telah mengeluarkan air mani, batang Richard tak juga menyurut lunak.



Batang itu masih tampak keras dan diselimuti oleh kebasahan mani yang ditumpahkan. Richard masih mengurut-urut lembut batangnya. Dia tampak merubah gambar di layar komputer, dan kini terpampang gambar lain lagi.



Seorang pemuda Cina (atau Jepang) berbaring, dan seorang wanita dewasa (Jepang juga atau Cina) jongkok di atasnya dan memposisikan mekinya dan anusnya di atas muka pemuda yang tampaknya seperti sedang menjilati.



Bagian mulut dan hidung pemuda tadi tampak tenggelam di dalam kerimbunan rambut memek si wanita. Sambil jongkok wanita tadi yang tampak sedang kenikmatan, juga memegang batang kemaluan pemuda tadi.



Kembali Richard mengocok batangnya yang berlumuran mani itu. Batang itu sama sekali tidak mereda kekerasannya, panjangnya tetap tegar sepanjang 13 cm. Dan tampak berkilat karena cairan putih yang menyelimuti. Kepala batangnya tampak semakin merah. Richard mengocok sambil menjilati bibirnya, sedikit mani ia oleskan dari batangnya ke bibir. Sambil terus mengocok dan mengecap bibir Richard mengerang,



“Gimana jilatan Richard tante..? Enak tante? Aduh ah Richard mau liat memek tante? Jembutnya lebat mesti ya punya tante…? AH.. kocok juga punya ku tante?”



Saya panas dingin dan tak kuasa menahan birahi, sedemikian dahsyat imajinasi pemuda ini. Sampai-sampai dia membayangkan meki saya seperti apa. Tak terasa jari-jari saya sudah menyelinap masuk ke dalam celana dalam.



Kebasahan yang sangat terasa di sana. Jariku mulai membelai lipat-lipatan bibir bawah, menyebarkan kebasahan kearah kelentit yang terasa sangat sensitive dan gatal. Sambil jari tengah menggosok-gosok dan menekan celah-celah bibir bagian dalam meki, jempolku menekan dan menggosok-gosok batang kelentit.



Birahi saya tak terbendung lagi. Kegatalan itu terus memuncak menimbulkan kenikmatan yang sangat di bagian dalam lubang memek. Saya terus onani sambil memandang onani yang tengah dilakukan Richard. Bau air mani terasa kuat dari batang berlumuran yang terus dikocok kencang. Puncak kenimmatan Richard dan saya datang hamper bersamaan.



Saya mesti menutup mulut saya dengan tangan takut erangan dan desisan keluar dari mulut saya. Ledakan nikmat melanda, dan badan saya kaku sejenak menikmati terpaan-terpaan rasa nikmat bersumber dari dalam sepanjang lubang kenikmatan saya, menuju kelentit dan meyebarkan kenyamanan di seluruh tubuh.



Terasa cairan merembes keluar dari dalam lubang saya. Ah kenikmatan yang luar biasa. Disusul kemudian oleh Richard yang tampak badannya menegang



“Ah remes tante batang Richard…”, membayangkan aksi seperti di layar komputer.

“Ah …. eh….”, dan kemudian tampak cairan sperma merembes ke luar dari lubang di ujung batangnya.



Ada juga puncratan, tetapi tak sebanyak dan sekeras tadi. Saya buru-buru dengan perlahan ke luar dari rumah, menguncinya dari luar dan berdiri di luar pintu menenangkan diri. Saya turun dengan lift ke lantai bawah dan duduk di bawah untuk menenangkan diri.



Untung juga saya tak menjumpai orang yang saya kenal. Saya mesti tampak pucat. Walau orang tak tahu, saya merasa pangkal paha saya lengket karena cairan meki yang keluar tadi sudah melai mengering.



Sesudah ada lima menitan di bawah saya naik lagi ke atas. Memencet bel di pintu. Agak lama menunggu, akhirnya Richard membuka pintu dari dalam.



“Ah tante sori lama, tadi Richard pas lagi di kamar mandi”, katanya nyengir sambil muka dia agak terlihat pucat.



Ini pasti pucat karena capek onani tadi, saya mengatakan di dalam hati.


“Sudahlah biar, tapi tante capek, mau istirahat”, saya cari alasan masuk ke kamar, takut dia melihat ada perubahan-perubahan penampilan saya.



Richard juga pamit pulang karena sudah terlalu lama di apartemen saya. Di ranjang saya berbaring letih. Peristiwa tadi benar-benar mengganggu, baik fisik maupun mental. Saya mulai berpikir, mungkin Richard telah lama onani demikian sambil membayangkan saya.



Semua erotisme yang terjadi tadi terus bermain di benak saya. Tapi kenikmatan dan ketegangan itu tak dapat meninggalkan pikiran saya. Apakah benar yang saya lakukan, kenapa saya malah menikmati peristiwa tadi, dan bukannya tersinggung dan marah.



Mungkin terlalu banyak baca cerita erotik telah merubah saya. Ah sudahlah, biarkan yang telah terjadi tetap terjadi. Saya tak tahu bagaimana nanti kalau berjumpa lagi dengan Richard setelah melalui peristiwa ini dan tahu apa yang dipikirkan Richard tentang saya. Biarlah itu urusan nanti.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top