Blog khusus penikmat artikel panas cerita sex, cerita dewasa & foto bugil maupun gambar cewek ngentot!

Godaan Binor Amoy


Godaan Binor Amoy

Sebelum memulai kisah ini, perkenalkan namaku Aji Pratama, 28, seorang wirausahawan kuliner. Daganganku cukup laku dan digemari segala penikmat makanan mulai kalangan ekonomi menengah hingga atas alias orang kaya.
Keberuntunganku mengenal seks berawal dari salah satu langganan warungku yang hampir setiap hari mampir. Kalau dirata-rata mereka makan nasi goreng ditempatku tiga kali sehari, yakni saat mau ngantor, jam istirahat siang dan malam pas pulang dari kantor.
Aku cukup mengenal mereka. Bahkan terbilang akrab dengan pasangan suami istri etnis tionghoa ini. Ya, mereka adalah Mas Erick (30) dan istrinya, Lani Fransiska (25). Keduanya cukup terkenal di kampungku lantaran jasa pembuatan sekaligus legalisasi akta perjanjian yang sukses. Sama-sama berlatar pendidikan tinggi magister Kenotariatan, mereka mendirikan kantor notaris. Kelebihan mereka tak hanya dalam bekerja. Melainkan dapat membaurkan diri dengan tetangga sekitar. Termasuk Aku yang hanya seorang pedagang lulusan Sarjana Hukum. Cukup aneh bukan jalan hidupku justru berwirausaha...hehe. Tapi apapun itu, tak akan kusia-siakan nasib ini. Toh hasilnya cukup lumayan menghidupi anak dan istri tercinta.
‘’Mas...buatin nasi goreng spesial donk. Jangan lupa yang pedes sekalian teh anget tawar minumnya,’’kata Lani membuyarkan lamunanku menikmati santai. Maklum, malam ini cuaca tengah gerimis. Paling enak santai menikmati dinginnya udara. ‘’Eh iya Lin...Segera diolah. Bentaran ya,’’ sahutku sembari menyalakan kompor. Tak lama seporsi nasi goreng lengkap dengan telor mata sapi tersaji. Berkat kepiawaianku memasak, Lani tak perlu menunggu lama.
‘’Nih nasi goreng spesial buat mbak notaris...hihi,’’ candaku. Dengan tatapan ‘’cemberut'' andalannya Lani membalas agak malu. ‘’Ihh apaan sih Mas Aji...notaris kan manusia. Nggak ada yang spesial kali,’’ tandasnya. Senyumku mengembang melihat wanita bermata sipit nan ayu itu termakan rayuan gombalku. Betapa beruntungnya diriku jika membayangkan saat bujang dan bisa menikahi gadis tionghoa sepertinya. Pasalnya, kesetiaan dan careness wanita tionghoa sangat tinggi dengan suami (ini dari katanya orang lho...tapi wanita melayu juga gak kalah kok ).
‘’Mas Erick kemana Lin. Sendirian aja..,’’ kataku. ‘’Emmgg...begini Mas..,tadi Mas Erick ada janji dengan klien buat ngebahas perjanjian jual beli tanah,’’ jawabnya sembari menutupkan telapak tangan di mulutnya karena berusaha menelan makanan. ‘’Tapi nanti dijemput pulang kan?’’ tanyaku lagi. Lani hanya mengangkat kedua bahunya mengartikan ketidakpastian padaku. ‘’Tapi Mas, kalau ada yang mau nganterin pulang Lani mesti seneng dehh...hehe,’’ katanya sembari tersenyum menyelidik. ‘’Siapa tuh Lin?’’ sahutku. ‘’Eengg...nggak tahu deh siapa?’’ jawabnya menatapku tajam.
Yaaa...begitulah wanita. Tebakannya selalu tiada akhir.’’Ya ditunggu saja kalau gitu. Belum terlalu malam juga kan,’’ kataku. Wajah Lani perlahan-lahan berubah seolah-olah menjadi anak kecil yang nggak dibelikan es krim. ‘’Mas Aji nggak peka banget deh. Masa Lani disuruh pulang jalan kaki sendiri,’’ rengeknya. ‘’haha...bukan gitu Lin. Lagian kamu juga basa basi. Mana Saya tahu kalau kamu mau dianter pulang,’’ jawabku sekenanya.
Setelah Lani selesai meneguk habis teh tawar hangat, segera kubantu Dia membawakan satu bendel berkas kerja dan kutaruh di penjepit motorku. ‘’ayok, kebetulan Wulan (istriku) nggak bisa jaga warung karena sakit. Biar nggak kemalaman antar kamu pulang,’’ ajakku. ‘’Oke dehh Mas yang baik hati..hihi,’’ pujinya.
Rumah Lani tak begitu jauh dari kediamanku. Yakni sekitar 50 an meter dari ujung gang rumahku ke arah Timur. Speed motorku melaju tak terlalu kencang biar selamat saat mengantarkan Lani saat cuaca masih gerimis. Sampainya di sepan gerbang rumahnya, Lani menawariku untuk masuk sejenak untuk minum kopi Aceh kiriman saudarinya yang bekerja sebagai dokter relawan di daerah tertinggal Aceh. ‘’Minum kopi dulu di dalem yuk Mas..,’’ ajaknya. ‘’Eh..nggak usah repot-repot Lin. Warung nggak ada yang nunggu. Takutnya kalau ada orang beli. Cabut dulu yah,’’ seruku. Baru motorku melaju berbelok arah, Lani memanggilku keras. ‘’Mas...mas nitip ini buat mbak Ayu (istriku) yah,’’ panggilnya sembari menenteng kantong kresek yang kutebak berisi es cone coklat kesukaan istriku.
Ya begitulah si Lani. Sejak pindah di kampungku Dia akrab dengan tetangga. Tak terkecuali Istriku. Bahkan, Ayu pernah bilang kalau dirinya beruntung menjadi istriku sebab humoris dan setia. Ahh..betapa bejonya Aku. Tak kusangka pria muka pas-pasan dipuji oleh wanita oriental keturunan bangsa Asia Timur..hehe.
‘’Xexe xo much neng. Pake dibawain oleh-oleh segala haha,’’ kataku sambil tak enak hati. Tiba-tiba ponselku berdering. Oh, si Rudi (keponakanku) ternyata memberitahukan Dia mampir warung melayani pembeli. Memang tak sia-sia keponakan sejatiku yang masih kuliah semester tiga ini ingin belajar memasak. Bahkan, kerap kali kuserahkan warungku untuk Dia gunakan saat Aku berhalangan. Tentu saja, ada bonus rupiah yang kuberikan untuknya.
‘’Kenapa Mas?’’ tanya Lani. ‘’nggak apa-apa kok. Si Rudi mampir warung buatin nasgor buat pelanggan,’’ jelasku. ‘’Ooh, berarti jadi ngopi dulu nih,’’ sahutnya. Kalau bukan kebaikan hatinya memberi oleh-oleh es krim, Aku akan menolak tawarannya. Tapi, hitung-hitung menyenangkan hati temanku ini sebagai balaa jasa. ‘’Boleh deh, tapi kopi saja nggak usah ngliarin semua camilan,’’ gurauku. ‘’hihihi, Mas..mas bisa aja kamu,’’ selorohnya sembari melengangkan tubuhnya berbalut jas berpadu rok span selututnya.
‘’Emang bener ga sih kata Ayu, Kamu pernah curhat masalah Aku ke dia?,’’ selidikku. ‘’Masalah apa Mas?’’ tanyanya. ‘’Masa Lani lupa sih?’’ balasku. Tampak paras Lani penasaran dengan pertanyaanku. Berkali-kali kupancing dirinya agar mengaku dan akhirnya jemari lentiknya menutup mulut untuk menahan senyum. ‘’hihihi..emang iya. Soalnya mbak Ayu sering cerita kalau Mas Aji rajin bantu beres beres rumah, kaya cuci pakaian, piring pokoknya gitu-gitu lah..,’’ kata dia.
‘’Ya itu kan sebagai bentuk perhatian kepada Istri dari suami yang kurang modal Lin..,’’ jelasku. Mendengar itu Lani sontak tertawa. ‘’Aku memang kecukupam Mas. Suamiku juga perhatian sama Aku. Tapi kalau urusan rumah, Dia jarang bantuin Aku. Jadi capek sendiri. Udah urusan kerjaan banyak. Ditambah lagi tugas jadi emak-emak,’’ curhatnya.
Cukup panjang lebar kami bergurau. Setelah kopiku habis Lani spontan menegurku. ‘’Mas, bentaran deh. Itu bibirnya kumisan, ada ampas kopinya hihi... ‘’terangnya. Jari telunjuk yang kukunya dikuteks merah itu langsung mengusap bibirku. Perlakuan Lani sedikit membuatku canggung. Namun, tatapan mata sayu dan manisnya senyum yang tersungging di depanku berhasil meluluhkan kukuhnya iman. Kusentuh balik kedua pipinya yang mulai memerah bak cahaya temaram kala matahari kembali ke peraduannya. ‘’Lin, kita sudah sama-sama berkeluarga. Apa pintamu?’’ kataku halus. Kulihat Dia tak berani bertatapan langsung. Kepalanya terus tertunduk. Namun, Dia pegang erat kedua telapak tanganku.
‘’Mas Aji....,’’ katanya terbata. ‘’Iya sayang apa...,’’ pancingku lagi. Kukecup dahinya, Dia tak menolak. Ku angkat dagunya agar terlihat jelas bibir ranum berpoles lips gloss merah jambu. Kupancing dia lagi bahwa Aku pura-pura akan pulang karena tak patut Pria beristri memadu kasih dengan seorang wanita tionghoa cantik dan terhormat. Sontak tanganku Dia tahan erat tanganku dan meminta jangan pergi. Dan cuuupp, sebuah serangan pertama yang membuat darahku berdesir deras. ‘’Mmmhhh...Masshh.,’’ rengeknya seperti anak kecil yang manja.
Terpancing oleh perlakuannya, kubalas dengan menyapu bibirnya lembut. Kugigit kecil bibir bawahnya sementara kedua cuping telinganya kujadikan sasaran pelintiran jari-jariku. Semakin intens petting berlangsung, lenguhan Lani semakin menjadi jadi. Sementara tak ingin menimbulkan risiko di ruang tamu, kulepaskan kecupanku. ‘’Kenapa Mas. Ihh sebel,’’ protesnya. Lalu kuajak Dia ke ruang tengah sehingga tubuhnya lincah beranjak dari sofa dan menarik lengaku. ‘’Kok semangat gitu sih?’’ tanyaku. Istri Mas Erick itu tambah menjahiliku dan memintaku untuk membuat lelucon. ‘’Hahaha, masa Mbak Ayu kalau pengen, nyentil-nyentil punya Mas Aji..’’tanyanya.
Periode intim kami tak seperti orang yang langsung melepaskan birahinya. Justru kami bersenda gurau dalam rebahan di kamar Suaminya. Lani tak henti-hentinya memujiki sebagai Pria Jawa yang baik. Ekstremnya, Lani bakal menikahiku jika Aku menceraikan istriku, Ayu. ‘’ya janganlah Lin. Bisa tambah ruwet nanti. Aku juga sangat cinta Dia (istriku),’’elakku. ‘’hihi, Lani cuman bercanda kok Mas. Lagian saat ini Lani milik Mas Aji hihi,’’ katanya sambil menunjukkan kulit kami kontras coklat dan kuning.
Tak lama, wanita yang lama jadi fantasiku tersebut menindih tubuhku dan french kisses. Kuhirup dalam-dalam aroma parasnya yang wangi menyegarkan padahal Kami belum mandi...hehe. Selama FK, bajuku telah terlucuti dengan cepat. Sejurus kemudian, ciumannya menurun menyusuri leher dan berhenti mengerjai putingku. Oohhh...inikah permainan orang wanita oriental. Begitu telaten, lembut tapi penuh gairah. Benar-benar bagai raja.
Tak mau egois, dengan cepat kubalikkan tubuhku pada posisi di atas Dia. Langsung kusosor bibir sensualnya bebarengan kulepaskan satu per satu kancing bajunya. ‘’Ihh, Mas Aji nakal yaah,’’goda dia. Apapun yang keluar dari mulutnya tak kupedulikan lagi. Bibirku intens menyapu tiap senti permukaan tubuh sintalnya. Sekejap, puting coklat muda Lani kuhisap, kucucup dan kumainkan dengan lidah. ‘’Oouch, Massh...isep yang kuat,’’ gerangnya. Kulalap habis payudaranya bergantian seakan tak ada hari esok. Tubuh Lani pun kian menggeliat menahan seranganku bertubi-tubi. Selama 10 menit wanita binal itu kubuat empat kali terbuai ke awang-awang. Orgasme dahsyat datang membelenggu tubuhnya. Kurasakan dua jariku yang menstimulus lubang surganya terasa diempot serta semakin basah akibat cairan putih yang merembes dari dinding otot memek.
‘’Sial baru kena jari aja udah kerasa ketat banget nih memek. Apalagi.....,’’ batinku. Spontan Lani berbisik penasaran dengan tongkat satpamku. ‘’Mass Sayank..gantian Lani yang bikin nikmat yah,’’seraya tubuhnya bergerak ke tepi ranjang. Tubuhku yang masih berbalut celana pendek langsung dilucuti secepat kilat. Lani menuntunku turun dari ranjang dan giliran mulut sensualnya yang mengerjai kontiku.
Betapa kagetnya diriku menerima blowjob Lani. Diluar dugaanku! Sial Dia sangat pro. Tampak kepalanya maju mundur dengan ritme yang apik. Di dalam mulutya, tarian lidah bini orang ini hampir membuatku lepas kontrol. ‘’Aahhs Lani sayank..luar biasa isepanmu,’’ kataku terbata-bata menahan nikmat. Dia tersenyum manis kepadaku. Eye contact Dia mainkan sembari sedang menyedot-nyedot manja kepala penisku.
Merasa birahku sudah memuncak segera kuraih wajah manis Lani sembari kuangkat dan kucium. ‘’Pelan-pelan ya Mas,’’ pintanya. Dalam posisi man on top, kubasahi kepala penisku dengan ludah. Lalu kugesek-gesekkan pada labia luarnya. Setelah kurasa cukup membuatnya basah, kupegang batang penisku yang mengarah ke vaginanya serta kutekan perlahan-lahan hingga merangsek masuk. ‘’Uhhhmm..,’’ jeritnya tertahan. Matanya terpejam merasakan benda tumpul berurat perlahan merangsek membelah jalan peranakannya.
Tepat seperti yang kuduga, dinding otot vaginanya sangat menjepit batang kontolku. Sesekali Lani reflek mengapit pahanya saat penetrasi kuperdalam. ‘’ Awwh, Mass, sakit. Punyamu nyundul rahimku..,’’katanya memelas.
Selama kumajumundurkan kontol, tangannya meremas erat lenganku. Kepalanya tak bisa diam, terus bergerak ke kiri dan kanan. Meskipun sempitnya minta ampun, cairan lubrikasi mekinya kian mempermudah kontol ini menerobos. ‘’Lani Sayank, Saya senang Kamu adalah wanita kedua yang mau melayaniku,’’ pujiku kepadanya. Saat Lima membandingkan kecantikannya dengan istriku, ku jawab diplomatis. ‘’Cantikan mana aku sama Mbak Ayu?’’ tanyanya menggoda. Lalu, ku sodok mekinya lebih cepat untuk mengalihkan perhatian menunggu jawabanku.
Clap,,clapp,,..suara erotis pertemuan kelamin kami terdengar harmonis dengan lenguhannya. Mekinya terasa semakin creamy. Bahkan, saus putih nyiprat menodai jembut tipisnya. ‘’Ohh Mass Aji, entot yang kenceng. Lani suka kontol mass,, ohh,’’ ceracaunya. Setelah capek 10 menit MoT, kuangkat dan kubalikkan tubuh bini amoy itu tanpa melepas alat senggama kami. Sekarang WoT mode is beginning.
Dalam posisi ini, Aku bertaruh bahwa si Amoy tak akan bertahan lantaran bisa kulihat tanda spot hitam di kedua bongkahan pantatnya. ‘’Gak lama, kamu bakal kejang-kejang iblis cantik,’’ancamku dalam hati. Setelah ku tarik pinggulnya, Dia mulai bergerak maju mundur. Sesekali dua putar-putar pinggul layaknya ngulek sambal. Ujung kontolku terasa mentok di mulut rahimnya. Hal itu yang membuat si wanita sipit ini semakin binal. Namun, ekspresinya terlihat tak kuasa menahan kenikmatan.
Dalam hati kuhitung gerakannya. Di hitungan 30, Lani tersengal tapi dapat menggenjot kontolku kembali. Sembari dia meliuk-liuk desah, kedua tanganku aktif memilin dua puting coklat muda miliknya. ‘’50...51...52...53....54...sshhh....55....56...57...58..59...dan...yaaa sayank keluarin semua,’’ bentakku. Lani berhasil mencapai langit ke tujuh bersama orgasme dahsyatnya.Tubuhnya tertelungkup memelukku erat. Sialnya, pundakku menjadi sasaran gigitan Lani.
‘’Eeemmmmhhhhhhh.....ynnkkkk,’’ jeritnya tertahan. Hampir satu jam wanita terhormat itu meraih lima kali big O. Tak terhitung berapa liter keringatnya mengucur membasahi tubuh dan seprai tidur suaminya. Tubuhnya nampak lunglai akibat gelombang orgasme yang menderanya. Kurasakan cengkraman mekinya sedikit kendur. Di sesi terakhir sengaja aku bermain protagonis dan kalem. Dalam posisi MoT, kugenjot lembut mekinya. Beberapa kali ku ajak ngobrol. Takut kalau dia pingsan. ‘’Sayank, Aku mau keluar..,’’ kataku. Lani merespon senyum, lalu kedua tangannya meraih tengkukku. ‘’Cuup, sshh cup..cup, keluarin di dalam Mas sayank,’’ pintanya.
Tidak...tidak...ini godaan bercinta!! Aku yakin ini akan runyam belakangan kalau crot dalem. Aku tau psikologi wanita berbeda saat keenakan. Pengaruh hormon oksitosin saat orgasme mendorong mereka ingin kenikmatan lebih. Namun, akan menjadi petaka kalau kesadaran mereka pulih. ‘’Kalau dia hamil, keluargaku hancur,’’kataku membatin. Kupercepat sodokanku. Bersamaan kedua tungkai Lani mengunci pantatku. ‘’Sial, sayank..hampir aku crot dalem, kamu nakal yah,’’ kataku lantang.
Meski nggak dapat memek, paling tidak nikmat cum in mouth sama rasanya. Sperma kental langsung tandas di telannya. Dia tersenyum simpul ketika kubersihkan sekitar mulutnya yang belepotan mani. Tepat pukul 22.00, Suami Lani datang. Aku bertemu saat hendak pulang. Kusapa dia karena memang telah akrab. Lani antusias menyambut kedatangan Suami dengan kecupan mesra. Kemudian berlalu kedalam sambil melihatku binal. ‘’Thank You Mas,’’ kodenya kepadaku. Tamat.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top